SURABAYA, HNN — Seorang bapak, bernama Muh Zainun gemeteran saat mengantar anaknya Fathqul dari Kecamatan Ploso, Jombang disunat dalam Khitan massal di Pesantren Shiddiqiyyah Ploso Jombang, Minggu (4/2/2024).
Semula, saat memasuki bilik ruangan Khitan, Zainun bersama anaknya berusia 5 tahun tampak santai berjalan.
Dia mengantar buah hatinya sampai ke ranjang tempat disunat. Fathqul yang masih duduk di bangku TK nol besar itu tidak menunjukkan rasa takut.
Berbeda dengan beberapa anak yang lebih dulu dipanggil ke dalam ruangan. Ada yang menangis, dan berteriak-teriak histeris saat akan disunat.
Tapi, Fathqul tidak begitu. Dia sudah yakin dan ingin segera disunat. Fathqul berbaring di ranjang kasur, disampingnya ada petugas medis.
Namun ketika hendak disunat, Fathqul tiba-tiba berteriak menangis kencang. Zainun pun langsung memegang erat tubuh anaknya yang berusaha memberontak.
Zainun terlihat tegang dan tangannya gemetar memegangi anaknya. Dia komat-kamit membaca doa sembari menenangkan anaknya yang disunat.
"Mungkin karena anaknya masih kecil, jadi ya menangis, sekolah TK nol besar. Dan dia mungkin paling kecil di antara peserta lainnya," kata Zainun ditemui di sela Khitan massal.
Seusai disunat, bocah lima tahun yang terlihat masih merasa kesakitan tidak mau berjalan. Zainun pun langsung membopong anaknya untuk meninggalkan ruangan Khitan massal.
Kejadian anaknya menangis histeris saat disunat itu sejak awal sudah diprediksi Zainun. Sebab, anaknya tidak tahan dengan rasa sakit.
"Jadi pas ada pengumuman khitan massal ini, anak saya pingin ikut mau disunat. Saya sampaikan kalau sunat itu sakit, tapi ngotot berani dan mau iku. Saya khawatir karena dia juga tidak tahan rasa sakit. Tapi namanya orang tua kita turuti saja," ujarnya.
Berbeda dengan Fathqul, Musa Maulana Malik dari kecamatan Kabuh, “enak tidak sakit”. Begitu kata Musa, “senang soalnya banyak temannya.
Khitan massal itu digelar oleh PT Sehat Tentrem Jaya Lestari dalam rangka tasyakuran isra miraj Nabi Muhammad SAW dan tasyakuran Hari Shiddiqiyyah. Anak-anak yang disunat mendapat bingkisan sarung, baju, kopiah dan uang tunai.
Ketua panitia acara Khitan Massal, Syafri Al Hilmy mengatakan di Pondok Pesantren Majma'al Bahroin Hubbul Wathon minal Iman Shiddiqiyyah itu sudah bertahun-tahun melaksanakan tradisi Khitan massal.
"Kita melestarikan tradisi itu, tahun ini kita lestarikan 80 peserta, yang tahun 2020 jumlahnya 65 peserta, alhamdulillah ada peningkatan," kata Hilmi.
Tujuan utama, kata Hilmi adalah memberikan contoh kepada anak-anak bahwa khitan adalah salah satu syariat yang harus dilaksanakan umat islam. Dirinya juga berharap ketika mereka sudah Khitan kira harapkan kedewasaannya.
Khitan Massal ini diprakarsai oleh founder dan komisaris PT Sehat Tentrem Jaya Lestari, Bapak M. Subchi Azal Tsani atau akrab dengan sapaan Mas Bechi. Dikutip dari sambutan Pak Hilmy, bahwa Sehat Tentrem akan turut berperan dalam setiap lini perjuangan Shiddiqiyyah.
Human Resource Development (HRD) PT Sehat Tentrem Jaya Lestari, Mulyono menambahkan, jika Sehat Tentrem selalu berbuat sosial dalam setiap momen, seperti pada momentum kali ini.
"Jadi kita, Insyaallah dalam tiap momen yang baik kita terus berbuat kebaikan, kegiatan sosial, sebagaimana yang kita sampaikan kepada masyarakat, bahwa Sehat Tentrem untuk Indonesia Raya," katanya.
Mulyono mengungkapkan sejumlah program sosial selama ini telah dilaksanakan. Di antaranya pemberian santunan, hingga bedah rumah.
"Yang jelas rutin itu pembangunan rumah layak huni dalam rangka kemerdekaan bangsa kesatuan sumpah pemuda, itu rutin kita laksanakan," kata pria asal Kabuh Jombang ini. (Rif)
Editor : Redaktur