Surabaya, HNN – Gelaran pertemuan tertutup yang diinisiasi bakal calon Ketua KONI Surabaya, Erie Hartanti, memicu polemik setelah nama KONI Kota Surabaya tercantum pada papan agenda hotel, meski kegiatan berlangsung terbatas dan bukan agenda resmi. Sejumlah cabor merespons keras dan mempertanyakan etika serta transparansi menjelang Musorkot 2025.
Yang janggal, acara yang bersifat privat dan hanya untuk tamu undangan itu menggunakan nama KONI Kota Surabaya pada papan agenda hotel, seolah-olah merupakan kegiatan resmi organisasi. Padahal, media yang mencoba meliput justru dilarang masuk dengan alasan acara tersebut bukan untuk umum.
Baca Juga: Ketua KONI Surabaya Terpilih Arderio Hukom Kagum Antusiasme Atlet Cilik di Baseball 5
Seusai acara, Erie yang hendak diwawancara oleh wartawan terkait pertemuan itu justru bergegas masuk ke lift dan meninggalkan lokasi acara sambil berkata singkat, “Nanti ya, Mas. Diatur sama bidang media,” ujarnya sebelum pintu lift tertutup.
Langkah penyelenggaraan acara itu langsung memicu tanda tanya dari sejumlah cabor yang tidak diundang dan merasa ada upaya memanfaatkan nama organisasi untuk kepentingan kandidat tertentu.
Ketua IMI Kota Surabaya, Rinto Ari Rakhmanto, mengaku kaget setelah melihat foto yang bertuliskan KONI Kota Surabaya pada papan acara yang tersebar di beberapa grup WhatsApp.
“Kalau itu acara KONI, kenapa hanya cabor pendukung yang diundang? Kalau itu acaranya salah satu calon, kenapa pakai nama KONI Surabaya?” ujar Rinto heran.
Baca Juga: Lawan Keok, Arderio Hukom Menang Aklamasi Pimpin KONI Surabaya 2025–2029
Nada serupa disampaikan Ketua Muaythai Indonesia (MI) Surabaya, Hendri Lianto.
“Kalau benar atas nama KONI Surabaya, ini pelanggaran. Ini kan sosialisasi bakal calon. Jangan karena mereka pengurus lama, lalu KONI seakan-akan milik orang tertentu. KONI itu rumah semua cabor,” tegasnya.
Rangkaian Kejanggalan Jelang Musorkot
Kisruh ini menambah daftar panjang kejanggalan jelang Musorkot KONI Surabaya yang dijadwalkan berlangsung pada 22 November 2025.
Baca Juga: Menjelang Musorkot, Nama Arderio Hukom Kian Menguat di Kalangan Pengurus Cabor
Sebelumnya, kepengurusan KONI Surabaya dinilai tidak transparan terkait tahapan Musorkot. Dalam undangan resmi yang dikirim ke cabor pemilik suara, mereka tidak mencantumkan waktu dan lokasi pelaksanaan. Selain itu, distribusi materi Musorkot juga terlambat, ditambah minimnya informasi mengenai tahapan dan agenda pemilihan. Hal ini membuat sejumlah cabor mempertanyakan profesionalisme panitia.
Situasi ini membuat dinamika pemilihan Ketua KONI Surabaya 2025–2029 semakin panas dan menyisakan pertanyaan besar terkait netralitas serta transparansi penyelenggara.
Editor : Redaktur