SURABAYA, HNN — Pengurus Provinsi Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Jawa Timur menggelar rapat pleno perdana kepengurusan periode 2025–2029 pada Selasa, 16 Desember 2025. Rapat ini menjadi penanda dimulainya arah baru pembangunan sepak takraw Jawa Timur yang berorientasi pada prestasi, modernisasi, dan penguatan basis pembinaan.
Rapat pleno dipimpin Ketua Harian Pengprov PSTI Jawa Timur, H. Muhammad Alyas, SH, MH. Dalam arahannya, ia menegaskan bahwa kepengurusan baru membawa semangat perubahan mendasar dalam pengelolaan olahraga sepak takraw, khususnya menjadikan Jawa Timur sebagai pionir pengembangan sepak takraw modern di Indonesia.
“Kita ingin membangun pondasi yang kuat dan berkelanjutan. Jawa Timur harus menjadi pelopor sepak takraw yang modern, profesional, dan relevan dengan perkembangan zaman, tidak hanya untuk hari ini tetapi juga untuk generasi mendatang,” ujar Muhammad Alyas.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas telah terbentuknya kepengurusan pusat PSTI, serta berharap adanya sinergi yang kuat antara pusat dan daerah. Hasil-hasil rekomendasi rapat pleno, menurutnya, akan segera ditindaklanjuti melalui rapat kerja bersama guna menyelaraskan program strategis organisasi.

Sementara itu, Ketua Umum Pengprov PSTI Jawa Timur, Dr. Aries Agung Paewai, S.STP., M.M., menjelaskan bahwa rapat pleno pertama ini menjadi momentum penentuan arah baru sepak takraw Jawa Timur menuju prestasi yang lebih tinggi, modern, dan semakin dicintai masyarakat luas.
Ia memaparkan sejumlah fokus strategis PSTI Jawa Timur periode 2025–2029, di antaranya konsolidasi total organisasi agar seluruh pengurus kabupaten dan kota aktif dan berfungsi optimal. Evaluasi terhadap kepengurusan daerah yang masa baktinya telah berakhir atau belum terbentuk juga akan dilakukan, termasuk inventarisasi sekretariat dan aset organisasi. Targetnya, tidak ada lagi kabupaten atau kota yang mengalami stagnasi organisasi.
Selain penguatan struktur, PSTI Jawa Timur juga akan melakukan transformasi sistem kompetisi. Turnamen konvensional akan dikembangkan menjadi konsep sportainment melalui liga dan festival yang lebih atraktif. Digitalisasi dan rebranding sepak takraw juga menjadi fokus utama untuk mendekatkan cabang olahraga ini dengan generasi muda, khususnya Gen Z.
Dalam bidang pembinaan, sinergi dengan dunia pendidikan akan diperkuat melalui masuknya sepak takraw ke sekolah-sekolah, termasuk SMA, SMK, dan SLB, sebagai lumbung atlet masa depan. Program pembinaan atlet akan disusun secara terpusat dan desentralisasi, disertai peningkatan kualitas pelatih dan wasit sesuai strata kejuaraan. Penerapan sport science dalam pelatihan juga diusulkan sebagai bagian dari peningkatan performa atlet.
PSTI Jawa Timur juga merancang sistem kompetisi berjenjang, mulai dari level elit melalui Jatim Takraw Super League dengan format seri kota, level pembinaan melalui kejuaraan daerah dan provinsi, hingga level pelajar melalui Liga Pelajar Takraw Jawa Timur yang direncanakan memperebutkan Piala Kepala Dinas Pendidikan atau Gubernur Jawa Timur. Selain itu, akan digelar Urban Takraw Challenge di ruang publik seperti mal dan alun-alun sebagai upaya mendekatkan sepak takraw dengan masyarakat.
Untuk mendukung citra dan popularitas sepak takraw, Pengprov PSTI Jawa Timur menyiapkan strategi komunikasi dan publikasi berbasis multimedia. Optimalisasi media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, penyajian konten atraktif, hingga siaran langsung berkualitas pada setiap event menjadi bagian dari langkah konkret yang akan dijalankan.
Sebagai tindak lanjut, rapat pleno juga membahas penetapan jadwal Rapat Kerja Provinsi, persiapan pelantikan pengurus Pengprov PSTI Jawa Timur, serta pendalaman manual liga yang akan dibahas lebih lanjut pada rapat kerja nasional PSTI mendatang.
“Pelaut yang ulung tidak lahir dari ombak yang tenang. Dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, kami optimistis sepak takraw Jawa Timur akan mencapai kejayaan baru,” pungkas Aries Agung Paewai. (d43n9)
Editor : Redaktur