Pengusaha Perikanan Usulkan ke Presiden Prabowo: Ganti Ekspor Benih dengan Lobster 50 Gram

Surabaya, HNN – Pengusaha perikanan budidaya asal Jawa Timur, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, menyampaikan surat elektronik (surel) terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam suratnya, ia mengusulkan penghentian ekspor benih bening lobster (BBL) dan menggantinya dengan ekspor lobster berukuran minimal 50 gram.

Khalilur, yang juga Founder Owner Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup), menilai langkah itu lebih menguntungkan bagi nelayan dan negara. Ia mengapresiasi kebijakan Presiden yang telah menghentikan ekspor BBL mulai 1 Agustus 2025 serta mengambil alih pengaturannya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi kewenangan tingkat Peraturan Presiden.

Baca Juga: Balad Grup Usul Penghentian Ekspor Benih Lobster ke Presiden Prabowo

“Budidaya lobster di Vietnam sangat bergantung pada suplai BBL dari Indonesia. Karena itu, saya mengusulkan agar ekspor BBL dihentikan total dan diganti dengan ekspor lobster berukuran minimal 50 gram,” tulis Khalilur dalam surel yang dikirim dari Surabaya, Senin 13 Oktober 2025.

Menurutnya, kebijakan tersebut akan mendorong pelaku usaha untuk melakukan budidaya lobster selama dua bulan sebelum penjualan. Dampaknya, sektor kelautan dapat membuka ratusan ribu lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan nilai jual lobster di pasar ekspor.

“Jika penjualan BBL berkisar 1,5 hingga 3 dolar AS, maka penjualan lobster 50 gram bisa dipatok di harga 5 dolar AS. Pemerintah juga dapat menetapkan tarif ekspor minimal 1 dolar AS per ekor,” tulisnya.

Khalilur menjelaskan, kebijakan ini tidak hanya menguntungkan Indonesia tetapi juga mitra dagang seperti Vietnam.

“Republik Sosialis Vietnam malah akan lebih bahagia karena terhindar dari satu fase pergantian kulit BBL menjadi lobster 50 gram yang berisiko tinggi terhadap kematian lobster,” ujarnya.

Dalam suratnya, Khalilur juga menyoroti praktik kuota dalam ekspor lobster yang dinilai membuka celah monopoli dan peran mafia. Ia mengingatkan kembali pernyataan Presiden Prabowo yang menolak sistem kuota impor dan ekspor.

“Jangan ada lagi kuota-kuotaan, bebaskan saja siapa pun mengimpor dan mengekspor,” tulis Khalilur, mengutip pernyataan Presiden Prabowo. “Pernyataan itu sungguh patriotis. Namun di lapangan, ekspor BBL masih diatur dengan sistem kuota.”

Berikut isi surat elektronik (SUREL) tersebut, 

Kepada Yang Terhormat
Presiden Republik Indonesia
Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto
Di Tempat

Assalamu'alaikum wa Rohmatullahi wa Barokatuh
Merdeka !!!

Salam Sejahtera Saya sampaikan semoga Bapak Presiden senantiasa sukses memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi Adil, Makmur, Jaya, Sentosa di bawah naungan Ridho Allah, Tuhan yang Maha Kuasa.

Bapak Presiden,
Perkenalkan Nama Saya:
HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy
Founder Owner
PT. Bandar Laut Dunia Grup - BALAD Grup.
Penulis Buku PRABOWO UNTUK INDONESIA RAYA - Cetak 2014.

Saya bangga dan Bahagia, Sosok yang Saya dukung jadi Presiden pada 2014 akhirnya terpilih menjadi Presiden pada 2024.
Alhamdulillah

Bapak Presiden Yang Terhormat,
Saya adalah Pengusaha Perikanan Budidaya.
Selama 19 Bulan sejak Awal Tahun 2024 sampai Juli 2025 Saya mempelajari Budidaya Lobster di Vietnam dan sedang berbudidaya Lobster di beberapa Teluk di Gugusan Teluk Kangean Sumenep Jawa Timur.

Bapak Presiden,
Mohon izin memberikan Usulan;

Budidaya Lobster di Vietnam sangat bergantung pada suplai Benih Bening Lobster / BBL dari Indonesia.

Saya sangat bahagia ketika Bapak Presiden menyetop dan memberhentikan Ekspor Benih Bening Lobster per 1 Agustus 2025 kemudian mengambil alih otoritas pengaturan Ekspor BBL dari Kepmen KKP No. 7 Tahun 2024 menjadi di bawah PERPRES meskipun PERPRES tersebut belum terbit.

Sehubungan belum terbitnya PERPRES tersebut perkenankan Saya memberikan Usulan pada Yang Terhormat Bapak Presiden, begini usulan Saya;

Stop dan hentikan Ekspor Benih Bening Lobster / BBL dari Republik Indonesia ke Republik Sosialis Vietnam.

Gantikan Ekspor Benih Bening Lobster dari Republik Indonesia ke Republik Sosialis Vietnam dengan Ekspor Lobster dengan berat 50 Gram.

Baca Juga: Haji Lilur: Komite Reformasi Polri Momentum Perbaikan Institusi Penegak Hukum

Pergantian Ekspor BBL menjadi Ekspor Lobster 50 Gram ini akan membuat Para Pengekspor BBL harus berbudidaya Lobster setidaknya selama Dua Bulan.

Kegiatan Budidaya Lobster 50 Gram selama Dua Bulan ini akan membuka Ratusan Ribu Lapangan Kerja serta menaikkan Harga jual Lobster.

Jika Penjualan BBL berkisar 1.5 US$ - 3 US$, maka penjualan Lobster 50 Gram setidaknya bisa dipatok di harga 5 US$ dan Pemerintah RI bisa menetapkan tarif Ekspor minimal 1 US$ per Ekor.

Republik Sosialis Vietnam malah akan semakin bahagia karena terhindar dari 1 proses pergentian kulit dari BBL menjadi Lobster 50 Gram yg berpotensi menyebabkaj kematian baik akibat kanibalisme sesama Lobster maupun akibat penyakit saat pergantian kulit.

Ekspornya silahkan diatur oleh Negara dengan membebaskan siapa pun Rakyat Republik Indonesia bisa jualan tanpa kuota-kuotaan yang ujungnya hanya dimonopoli Mafia Lobster.

Bapak Presiden,
Saya bahagia ketika melihat Video Bapak di Media Sosial di mana Bapak Presiden mengatakan begini:
Jangan ada lagi kuota-kuotaan, bebaskan saja siapapun mengimpor dan mengekspor.

Pernyataan Bapak Presiden tersebut sungguh sangat Patriotis, Darah Nasionalisme Saya bergejolak menyaksikan Video Bapak Presiden tersebut, sedihnya di Ekspor Benih Bening Lobster masih ada Kuota-kuotaan.

Sebelum menulis SUREL ini, beberapa Bulan yang lalu Saya sempat berdiskusi dengan beberapa Pejabat dan Birokrat Kementerian MAE Vietnam - Ministry Agriculture Environment Vietnam, lalu tadi pagi (Senin 13 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB) Saya menelp 3 Pejabat Vietnam yang mengatur Impor dan Karantina BBL, Saya menanyakan pada Beliau bertiga bagaimana kalau Ekspor BBL diganti Ekspor Lobster 50 Gram?

Jawaban 3 Pejabat di MAE sungguh melegakan, Beliau bertiga setuju.

Demikian Usulan ini Saya haturkan, semoga Bapak Presiden berkenan menerimanya.

Saya yakin dan percaya, di tangan Bapak Presiden, Republik Indonesia akan berjaya di Darat, di Laut dan di Udara.

Baca Juga: Khalilur R Abdullah Target Jadi Raja Lobster Dunia, Balad Grup Siapkan Ekspansi Besar

Mohon dimaafkan jika Rakyat Biasa seperti Saya lancang mengajukan Usulan ini.

Saya doakan Bapak Presiden panjang umur dan sukses membawa Indonesia menjadi Negara yang dihormati Negara lainnya di Seluruh Dunia.

Demikian Surat Elektronik ini Saya sampaikan, semoga Bapak Presiden berkenan.

Merdeka !!!

Wassalamu'alaikum wa Rohmatullahi wa Barokatuh

Surabaya, Senin 13 Oktober 2025
Kantor Bandar Laut Dunia Grup
Graha Pena Ekstensi
10 Flr
Jl. Ahmad Yani No. 88
Ketintang Gayungan
Surabaya
Jawa Timur
Indonesia
60231

Salam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy
Founder Owner
Bandar Laut Dunia Grup
Penulis Buku Prabowo Untuk Indonesia Raya

Khalilur menyebut, sebelum mengirimkan surat tersebut, ia sempat berdiskusi dengan sejumlah pejabat dari Ministry of Agriculture and Environment (MAE) Vietnam. Mereka, menurutnya, menyambut baik usulan ekspor lobster 50 gram.

“Saya menanyakan kepada tiga pejabat MAE Vietnam, bagaimana kalau ekspor BBL diganti ekspor lobster 50 gram? Jawaban mereka sungguh melegakan, mereka setuju,” tulisnya.

Menutup suratnya, Khalilur menyampaikan keyakinan bahwa Indonesia akan semakin kuat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap pemerintah menindaklanjuti usulan tersebut sebagai bagian dari kebijakan besar kemandirian ekonomi maritim nasional.

“Saya yakin dan percaya, di tangan Bapak Presiden, Republik Indonesia akan berjaya di darat, di laut, dan di udara,” tulisnya. “Mohon maaf jika rakyat biasa seperti saya lancang memberikan usulan ini. Semoga Bapak Presiden panjang umur dan sukses membawa Indonesia menjadi negara yang dihormati di seluruh dunia.” (d43n9)

Editor : Redaktur