Puspenerbal Gelar Penyegaran Prosedur Terbang Formasi Bagi Pilot Helikopter

Puspenerbal, HNN - Peristiwa dua pesawat helikopter militer Malaysia bertabrakan pada sesi latihan terbang formasi yang berlangsung di Pangkalan AL TLDM, Lumut, Malaysia pada Selasa (23/4/2024) lalu, menewaskan 10 awak helikopter angkatan laut Malaysia. 

"Hal tersebut menjadi perhatian besar masyarakat dunia, terutama bagi pengiat dan insan penerbangan untuk menelaah dan mengkaji accident tersebut agar tidak berulang terjadi," kata Wakil Komandan Pusat Penerbangan TNl Angkatan Laut (Wadan Puspenerbal) Laksma TNl Bayu Alisyahbana saat membuka Briefing Penyegaran Prosedur Terbang Formasi bagi Pilot Helikopter yang digelar di Rupat Mako Puspenerbal, Juanda, Kamis (25/4/2024).

Baca Juga: Komandan dan PJU Puspenerbal Ikuti Gowes Navy Fun Bike Keliling Markas TNI AL

Tampak hadir dalam kesempatan tersebut Dirops Puspenerbal Kolonel Laut (P) Catur Sigit, Dirlambangja Puspenerbal Kolonel Laut (P) Andri Wahyudi, Danwing Udara 2 Kolonel Laut (P) Adam Firmansyah, Danlanudal Juanda Kolonel Laut (P) Dani Achnisundani, Dansenerbal dan seluruh Pilot Helikopter Puspenerbal wilayah Surabaya.

Sedangkan Komandan Wing Udara 1 Tanjungpinang Kolonel Laut (P) Gugus Wahyu dan Komandan Wing Udara 3 Biak beserta seluruh Pilot Helikopter dijajarannya masing masing hadir secara virtual.

Wadan Puspenerbal mengatakan, pelaksanaan penyegaran ini disadarkan pada Surat Edaran Komandan Puspenerbal nomor SE/75/IV/2024 tanggal 16 April 2024 tentang pelaksanaan keselamatan terbang dan kerja dan penanganan bahan/material sesuai prosedur di lingkungan Penerbangan TNI Angkatan Laut.

Baca Juga: Meriahkan HUT ke-68, Komandan Puspenerbal Resmi Buka Aneka Lomba dan Pertandingan

Menurut Wadan, kecelakaan yang terjadi menggambarkan pentingnya prosedur keselamatan yang bisa mengakomodasi keadaan darurat dan mencegah kecelakaan dengan memperhatikan sefty system, yang bertujuan untuk mencegah (langkah preventif) dan mitigasi agar kecelakaan tidak terjadi lagi di masa depan.

Untuk itu lanjutnya, perlu rekomendasi yang mungkin menjadi pertimbangan agar accident serupa tidak berulang diantaranya meninjau ulang protokol pelatihan dan SOP manuver terbang khususnya dalam terbang formasi dan boomburst .

Penguatan SOP, prosedur komunikasi dan koordinasi antar pilot saat operasi penerbangan degan resiko tinggi.
Penyelidikan mendetail terhadap performance pesawat dan fitur-fitur penunjang keselamatan pencegah “air collision” terhadap unsur helikopter yang terlibat.

Baca Juga: Crew HS-1305 Gelar Simulasi Vertical Replenishment dengan KRI Diponegoro-365

Kemudian peningkatan skill penerbang, kewaspadaan, situasi awareness dan pemahaman terhadap prinsip pemahaman tentang lintasan penghindar untuk menghindari kemungkinan mid air collision dari perencanaan lintasan penerbangan dan ketaatan terhadap IGRESS Procedure dalam terbang formasi baik unsur udara sayap putar atau pesawat sayap tetap.

Dalam penyegaran tersebut, Komandan Skuadron 400 Wing Udara 2 Juanda, Mayor Laut (P) Pranatha Aditya Rani memaparkan materi tentang Prosedur Formasi Bagi Pilot Helikopter Puspenerbal yang dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab.

Editor : Redaktur