NGANJUK, HNN.Com - Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali hadir di Kabupaten Nganjuk melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Nganjuk. Kegiatan yang bertajuk “Pelatihan Penyusunan Modul Mitigasi Bencana untuk Guru MGMP Geografi Kabupaten Nganjuk” ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kompetensi guru dalam pendidikan kebencanaan sekaligus meningkatkan pemanfaatan teknologi geospasial sederhana dalam pembelajaran.
PKM ini melibatkan tiga kelompok dosen dari Prodi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unesa, dengan Dian Ayu Larasati, S.Pd., M.Sc. sebagai ketua dari masing-masing tim pelaksana. Kegiatan ini menandai komitmen berkelanjutan Unesa dalam memastikan guru memiliki keterampilan pedagogis dan teknis yang selaras dengan perkembangan isu kebencanaan di Indonesia.
Baca juga: Kreatif ! KKN Tematik UNESA Ajak Masyarakat Desa Lowayu Pilah Sampah Jadi Rupiah
Acara dibuka dengan sambutan dari beberapa tokoh pendidikan, yaitu Pujianto, S.Pd., S.Sos., M.E. selaku Pembina MGMP Jawa Timur; Drs. Bowo, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 2 Nganjuk; Haryo Prastyo Widigdo, S.Pd. selaku Ketua MGMP Geografi Kabupaten Nganjuk; serta Dr. Nugroho Hari Purnomo, S.P., M.Si. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi Unesa. Para pembicara menekankan bahwa guru geografi dituntut tidak hanya menguasai teori kebencanaan, tetapi juga mampu menyusun materi pembelajaran yang aplikatif dan kontekstual bagi siswa.
Sebelum sesi inti dimulai, seluruh peserta mengikuti pretest untuk mengukur pemahaman awal terkait bencana geologi dan hidrometeorologi, pemetaan wilayah rawan, serta dasar-dasar teknologi geospasial. Pretest ini bertujuan sebagai tolok ukur peningkatan kompetensi melalui rangkaian pelatihan.
Simulasi Longsor dan Banjir: Latihan Pengambilan Keputusan Saat Krisis
Materi utama disampaikan oleh Prof. Dr. Ketut Prasetyo, M.S., yang memandu peserta dalam memahami konsep mitigasi bencana berbasis kasus nyata. Dalam sesi pelatihan ini, guru diajak menyusun modul mitigasi bencana dengan pendekatan simulasi, salah satunya tentang longsor dan banjir—dua jenis bencana yang kerap terjadi di Jawa Timur.
Melalui simulasi tersebut, peserta diminta menentukan prioritas penyelamatan, mulai dari barang-barang yang harus dibawa, dokumen penting, kebutuhan logistik, hingga keselamatan anggota keluarga, khususnya kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Latihan ini memunculkan beragam pandangan, mencerminkan tantangan yang sama dialami masyarakat saat menghadapi kondisi darurat.
Diskusi yang berlangsung hingga sesi tanya jawab membuat guru semakin memahami pentingnya pengambilan keputusan berbasis risiko. Pendekatan ini menjadi materi inti dalam modul mitigasi bencana yang direkomendasikan untuk diterapkan di sekolah.
Baca juga: Fisipol Unesa Gelar PKM : Perkuat Kemampuan Guru PPKn
Integrasi Teknologi Geospasial dan Pembelajaran Kebencanaan
Selain penyusunan modul, guru juga diperkenalkan pada teknologi citra satelit dan informasi geospasial sederhana yang dapat digunakan sebagai bahan ajar. Melalui bimbingan tim PKM UNESA, peserta mempelajari cara membaca peta rawan bencana, menganalisis perubahan tutupan lahan, hingga memahami faktor penyebab bencana melalui data spasial dasar.
Pendekatan terpadu ini memberikan gambaran bahwa pendidikan geografi masa kini tidak dapat dilepaskan dari pemanfaatan data digital dan literasi spasial. Guru diharapkan dapat mengadaptasi hasil pelatihan ke dalam kurikulum, baik melalui modul, LKPD, maupun pembelajaran berbasis proyek.
Kontribusi pada Agenda SDGs
Baca juga: Unesa Libatkan Unsur Akademisi, Alumni, Praktisi Hingga TNI dalam Kegiatan PKKMB 2025
Kegiatan PKM ini juga memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui peningkatan kapasitas guru dalam merancang modul kebencanaan yang inovatif, pelatihan ini secara langsung mendorong terwujudnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Pemahaman guru mengenai perencanaan spasial dan analisis risiko bencana turut memperkuat dukungan terhadap SDG 11: Kota dan Permukiman Berkelanjutan. Selain itu, penguatan kompetensi mitigasi dan adaptasi bencana yang menjadi inti pelatihan berkesesuaian dengan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim. Lebih jauh, kegiatan ini ikut mendukung SDG 15: Ekosistem Darat, karena guru dibekali wawasan mengenai keterkaitan antara kondisi lingkungan, kerentanan wilayah, dan potensi kejadian bencana. Dengan demikian, PKM ini menghadirkan pembelajaran komprehensif yang tidak hanya meningkatkan kompetensi guru, tetapi juga memperkuat peran pendidikan dalam pembangunan berkelanjutan.
Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis guru, tetapi juga mengedukasi mereka tentang pentingnya membangun masyarakat yang tangguh melalui pendidikan.
Guru Lebih Siap Mengajarkan Kebencanaan di Kelas
Di akhir kegiatan, guru mengikuti post-test dan sesi refleksi. Hasil diskusi menunjukkan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru mengenai penyusunan modul yang sesuai konteks lokal. Para peserta juga menyampaikan bahwa simulasi bencana memberikan pengalaman nyata yang dapat langsung diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi Unesa dalam memperkuat literasi kebencanaan dan pemanfaatan teknologi di tingkat sekolah, sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan MGMP dalam membangun pendidikan geografi yang adaptif, aplikatif, dan berkelanjutan.(Mochammad Fasichullisan)
Editor : Redaktur