BEKASI, HNN – Angka stunting di wilayah kerja UPT Puskesmas Setu II yang mencakup enam desa, yakni Taman Rahayu, Tamansari, Ragemanunggal, Muktijaya, Kertarahayu, dan Cikarageman mengalami lonjakan cukup signifikan sepanjang 2023-2024.
Kepala UPT, dr. Kurniawati, menyampaikan, kasus stunting naik dari 254 pada 2023 menjadi 289 kasus tahun ini, atau terjadi peningkatan 35 kasus.
"Kenaikan terbanyak tersebar di tiga desa yaitu Tamansari 64 kasus, Cikarageman 65, dan Taman Rahayu 62 kasus, sisanya di tiga desa lain," ungkap dr. Kurniawati, Jumat (7/6/2024).
Menurutnya, ada tiga faktor utama penyebab kenaikan kasus stunting di wilayah kerjanya, yakni asupan gizi yang kurang, pola asuh yang tidak tepat, serta masalah sanitasi lingkungan.
Dia juga mengklaim pihaknya telah melakukan upaya sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang seharusnya dijalankan. Meski demikian, dia mengakui kenyataannya kasus stunting di lapangan memang mengalami peningkatan.
"Kita tidak usah malu, memang harapannya dari pemerintah pusat penekanannya zero stunting. Tetapi kenyataan di lapangan memang seperti ini. Ini berarti PR buat kita, buat saya dan teman-teman bagaimana supaya angka yang sudah naik bisa diturunkan," ungkap dr. Kurniawati. "Lintas sektor juga harus lebih peduli karena ada warganya yang terkena stunting," imbuhnya.
Guna menekan angka stunting ke depan, dr. Kurniawati menyebutkan edukasi berupa penyuluhan dan pemberian makanan tambahan (PMT) akan terus dilaksanakan. Selain itu, pemberian tablet tambah darah juga akan difokuskan kepada remaja putri SMP dan SMA, serta ibu hamil. "Terkait PMT, kami terus berkoordinasi dengan kader-kader PKK dengan mengutamakan pemberian makanan sumber protein hewani seperti daging, ikan, dan telur," pungkasnya. (Supri)
Editor : Redaktur