- 00:03:27 Perkenalkan Diri, Kapala Kantor Imigrasi Tanjung Perak Silaturahmi ke PWI Jatim
- 17:54:30 KONI Jatim Gelar Rakerprov, Bahas Program Kerja 2023
- 15:28:47 Harga Daging Ayam Masih Tinggi, Ini Harapan Pedagang pada Pemerintah
- 19:34:30 Sjamsul Kadar Tempati Urutan Pertama Hasil Survei Pilkada Kabupaten Kolaka
- 10:23:17 Hadiri Jambore Nasional Ke-2 BAPERA, Wakasad Letjen Agus Subiyanto Beri Pembekalan Bela Negara
- 11:43:16 HJKI, GAKINDO dan GABPEKSI Propinsi Jawa Timur Gelar Pelatihan Asesor Kompetensi bersama jilid II
- 19:06:53 Daftar ke KPU, NasDem Jatim: Calon Legislatif Kita Baik dan Amanah
- 16:42:28 Komisi 10 DPR RI Desak Kementrerian Pendidikan Selesaikan Kasus Rehab SMK di Jatim
- 16:35:54 Moh Ali Affandi, Ketua Panitia Besar (PB) Porprov VIII Jatim Berharap Anggaran Porprov Segera Turun
- 17:34:53 Seperti Ini Akibatnya Jika Anggaran Minim, KONI Jatim Tunda Pra Porprov

Ngatmisih (kiri) bersama Ketum PSI, Grace Natalie
Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak mau ketinggalan dengan Pilwali Surabaya 2020. Dengan memiliki modal empat kursi di DPRD setempat, partai yang dikomandoi Grace Natalie itu menggelar konvensi calon wali kota (cawali) Surabaya.
Alhasil hingga Minggu (19/1), Ketua Umum PSI Grace Natalie menyebut, untuk konvensi Pilwali Surabaya terdapat 14 peserta.
“Total 14 orang yang 2 orang tidak hadir sisanya 12 orang mengikuti konvensi. Ini dilakukan untuk menjaring calon kepala daerah Pilkada 2020,” kata Grace Natalie di kantor PSI, Jakarta Pusat, Minggu (19/1).
Nah, dari 12 orang itu, salah satunya adalah Hj.Ngatmisih SH, Mhum.
Saat diberi kesempatan presentasi di depan panelis, wanita yang akrab dipanggil Bunda Misih ini dengan percaya diri memaparkan program-programnya jika dia terpilih menggantikan Tri Rismaharini nanti.
Salah satu yang menjadi andalannya adalah penuntasan polemic Surat Ijo. Penjelasan mantan Kepala BPN Bangkalan soal Surat Ijo ini cukup membuat …panelis puas. “Persoalan Surat Ijo harus dilihat dulu sejarahnya bagaimana, baru dari situ ditentukan solusinya,” urai Ketua Konsultan Pertanahan Arek Suroboyo (Sultan Aryo) ini.
Selain soal Surat Ijo, mantan birokrat yang dikenal ‘lurus’ ini juga menjelaskan soal program andalannya, yakni Membangun tanpa Menggusur.
“Dengan konsep Membangun tanpa Menggusur, semua lapisan masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan itu sendiri. Kalau walikota sekarang (Tri Rismaharini) punya slogan GREEN & CLEAN, kalau saya CLEAR & CLEAN," imbuh Ngatmisih.
Hanya saja, dengan adanya keterbatasan waktu, Bunda Misih belum sempat memaparkan semua programnya secara utuh. “Seperti soal pariwisata, banjir, kemacetan, penggaguran, kesehatan, pendidikan dan sampah. Semua belum sempat saya sampaikan karena terbatasnya waktu,”terang wanita berhijab ini.
Beberapa saat sebelum bertandang ke kantor DPP PSI di Jakarta, Bunda Misih masih sempat bertemu dengan warga surat ijo dan kelompok seniman Surabaya.
Komunitas musisi Surabaya ternyata punya uneg-uneg cukup serius. LMereka merasa tak diperhatikan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Sehingga mereka tak punya wadah untuk mengekspresikan jiwa seni mereka. Padahal, sepengetahuan mereka, dana untuk pengembangan kesenian itu sudah dialokasikan dalam APBD.
Para seniman menyampaikan keluhannya. “Surabaya punya Balai Pemuda dan ada Dewan Kesenian Surabaya (DKS). Tapi kami merasakan, nyaris tak pernah ada acara kesenian yang digelar Pemkot Surabaya sebagai wadah kami berkreasi. Lalu anggaran itu dipakai untuk apa,” keluh Hendrix Sanada, salah satu rocker senior asli Surabaya, Jumat (17/1/2020) malam.
Para musisi pun berharap dan berdoa Ngatmisih sukses menuju Kursi Surabaya 1. “Kami mendoakan semoga Bunda Misih lah yang terpilih menggantikan Bu Risma,” imbuh Hendrix mewakili kelompok seniman.
Di hari yang sama, Bunda Misih juga sempat memberi solusi atas polemik Surat Ijo warga Demak Timur, Surabaya, Jumat (17/1/2020) sore.
Perwakilan warga, Bakir mengatakan, warga tak mengetahui bagaimana asal usulnya sehingga rumah yang mereka tempati berstatus Surat Ijo. Hanya saja, yang dia tahu, lahan di sekitar Demak, di jaman revolusi dulu, dibagi-bagikan kepada masyarakat dengan ukuran yang sama. Dan hingga kini, warga tak memegang dokumen lain selain SK Walikota atau biasa disebut Surat Ijo. “Sehingga ya kami harus membayar retribusi pada Pemkot (Surabaya),” tegas Bakir yang diamini warga yang lain.
Menanggapi permasalahan warga, Ngatmisih mengatakan, permasalah Surat Ijo ini bisa dilihat dari dokumen yang ada. “Yang mana dulu yang punya surat kepemilikan? Atau mana yang menguasai lebih dulu Pemkot dulu atau warga dulu. Sederhana saja,” terang Bunda Misih.
Di akhir acara, warga Demak Timur menyatakan dukungannya untuk Ngatmisih. “Kami selaku warga Demak Timur selalu mendoakan Bunda Misih sukses dalam pencalonannya menjadi walikota Surabaya,” ucap Nanik, salah satu warga Demak mewakili warga yang lain.
- Minggu
- 30 April 2023
Jejak Perjuangan Ulama KH Abdul Chalim Leuwimunding Diulas di Surabaya
- Selasa
- 11 April 2023
DPC Partai Bulan Bintang Kota Surabaya Gelar Aksi Menebar Kebaikan
- Minggu : 01 November 2020
Pelantikan DPD PJI-Demokrasi Jatim, Herman Terpilih Sebagai Sekertaris
-
- Rabu : 25 Maret 2020
Rampok Bersenjata Pistol Ditangkap Polsek Tambaksari Surabaya
-
- Sabtu : 18 Januari 2020
Aksi Layanan Sehat Sasar Ratusan Lansia Di Desa Grogol Banyuwangi
-
- Sabtu : 18 Januari 2020
Bamsoet Dilantik Jadi Dewan Pembina E-Sport Indonesia Bersama Sandiaga
-
- Selasa : 07 Juli 2020
Bangkalan Akan Mulai Tahun Ajaran Baru 13 Juli Mendatang
-
- Rabu : 22 Januari 2020
Siwa SMP Al Falah Deltasari Belajar Kematian DI Museum Etnografi Unair
-
- Selasa : 21 Januari 2020
Gubernur Akademi Angkatan Laut Hadiri Wisuda Sarjana dan Diploma STTAL