- 17:54:30 KONI Jatim Gelar Rakerprov, Bahas Program Kerja 2023
- 15:28:47 Harga Daging Ayam Masih Tinggi, Ini Harapan Pedagang pada Pemerintah
- 19:34:30 Sjamsul Kadar Tempati Urutan Pertama Hasil Survei Pilkada Kabupaten Kolaka
- 10:23:17 Hadiri Jambore Nasional Ke-2 BAPERA, Wakasad Letjen Agus Subiyanto Beri Pembekalan Bela Negara
- 11:43:16 HJKI, GAKINDO dan GABPEKSI Propinsi Jawa Timur Gelar Pelatihan Asesor Kompetensi bersama jilid II
- 19:06:53 Daftar ke KPU, NasDem Jatim: Calon Legislatif Kita Baik dan Amanah
- 16:42:28 Komisi 10 DPR RI Desak Kementrerian Pendidikan Selesaikan Kasus Rehab SMK di Jatim
- 16:35:54 Moh Ali Affandi, Ketua Panitia Besar (PB) Porprov VIII Jatim Berharap Anggaran Porprov Segera Turun
- 17:34:53 Seperti Ini Akibatnya Jika Anggaran Minim, KONI Jatim Tunda Pra Porprov
- 17:09:27 Miris, Gara Gara Dana Hibah Dari Pemprov Jatim Minim, Dua Atlet Angkat Besi Jatim Mundur Jelang PON

Surabaya, HNN - Minimnya anggaran yang dimiliki Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur benar-benar berdampak besar pada persiapan Puslatda menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara. Hal itu membuat KONI haru melakukan penyesuaian anggaran Puslatda termasuk menyangkut uang saku atlet.
Kondisi tersebut membuat dua Atlet Angkat Besi Jawa Timur, Muh Reynaldi Saenal dan Sofyan Listianto, mengundurkan diri. Sebab, honor yang diterima sangat minim.
Ketua Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Jawa Timur, Jeffry Tagore mencontohkan, Reynaldi yang meraih emas di PON 2012 Riau, PON 2016 Jawa Barat dan perunggu di PON 2021 Papua sebelumnya mendapat honor sekitar Rp7 juta per bulan kini hanya mendapat Rp950 ribu per bulan.
"Dia mundur karena uang saku turun drastis yang awalnya Rp7 juta jadi Rp1 juta masih dipotong pajak tinggal Rp950 ribu. Dia merasa tidak cukup apalagi punya anak dua dengan uang saku sedemikian rendahnya sehingga dia ingin cari jalan lain," ungkap Jeffry, Senin 8 Mei 2023.
Hal senada juga diikuti Sofyan Listianto yang menggap uang saku yang kini diterima tidak bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarga. Karena itu, ia berjualan tempe di terminal.
"Dia alasan ingin dekat keluarga tapi jelas uang saku gak cukup punya anak, istri belum kerja maksimal. Dia harus banting setir bekerja, sementara dia bantu kakak jualan tempe di Terminal," kata pria berkacamata itu.
Sebelum mengundurkan diri, ia mengaku, telah menawarkan kepada dua atlet untuk bisa menetap dan berjuang sampai Pra PON dengan memberikan tambahan namun dirasa kurang oleh para atlet. Sehingga, memilih untuk mundur.
Ia tak menampik, jika angkat besi ini merupakan cabor yang membutuhkan protein tinggi. Sehingga, atlet membutuhkan protein dan suplemen yang cukup.
Dengan itu, Jeffry mengaku cukup kecewa dengan kondisi tersebut. Sebab, dua atlet tersebut adalah atlet potensial yang bisa meraih emas di PON 2024 mendatang.
Dengan mundurnya dua atlet ini, membuat PABSI Jatim menurunkan target dari awalnya bisa lima emas kini hanya tiga atau bahkan dua.
"Sayang karena atlet ini sudah dua kali saya bawa latihan di Korea ilmunya sudah tinggi, pengalaman tinggi, sayang kalau tiba-tiba berhenti. Kami sangat kecewa target 5-6 emas kami turunkan karena kami realistis dengan skuad yang ada," ujarnya.
Dengan anggaran yang minim, ia mengaku bahwa saat ini tengah melakukan pelonggaran latihan Puslatda. Di mana, atlet diperbolehkan untuk berlatih di rumah masing-masing dengan harapan bisa mengurangi beban pengeluaran atlet.
Bahkan, saat ini tidak ada peralatan baru, tidak ada extra suplemen dan tidak ada try out untuk mengasah mental atlet.
"Kami harap 2024 anggarannya bisa lebih sehingga apa yang kami butuhkan ini terwujud dan bisa mendapat hasil maksimal di PON," pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Binpres KONI Jatim, Dudi Harjantoro mengaku terpaksa melakukan penyesuaian anggaran. Sebab, anggaran yang ada sebesar Rp55 Miliar tidak cukup memenuhi kebutuhan seluruh cabang olahraga.
Dengan kondisi itu, pihaknya tidak bisa memaksa keputusan para atlet yang memilih mengundurkan diri.
"Kalau kondisi seperti ini kami tidak bisa memaksa sebab ini kan urusan keberlangsungan hidup atlet, mereka juga harus menghidupi anak dan istrinya," sebutnya.
Namun, ia berharap kondisi ini tidak mempengaruhi atlet lain dan tetap semangat untuk menunjukkan prestasi terbaik. (hbs/d1n)
- Selasa
- 30 Mei 2023
KONI Jatim Gelar Rakerprov, Bahas Program Kerja 2023
- Rabu
- 24 Mei 2023
Harga Daging Ayam Masih Tinggi, Ini Harapan Pedagang pada Pemerintah
- Minggu : 01 November 2020
Pelantikan DPD PJI-Demokrasi Jatim, Herman Terpilih Sebagai Sekertaris
-
- Rabu : 25 Maret 2020
Rampok Bersenjata Pistol Ditangkap Polsek Tambaksari Surabaya
-
- Sabtu : 18 Januari 2020
Aksi Layanan Sehat Sasar Ratusan Lansia Di Desa Grogol Banyuwangi
-
- Sabtu : 18 Januari 2020
Bamsoet Dilantik Jadi Dewan Pembina E-Sport Indonesia Bersama Sandiaga
-
- Selasa : 07 Juli 2020
Bangkalan Akan Mulai Tahun Ajaran Baru 13 Juli Mendatang
-
- Rabu : 22 Januari 2020
Siwa SMP Al Falah Deltasari Belajar Kematian DI Museum Etnografi Unair
-
- Selasa : 21 Januari 2020
Gubernur Akademi Angkatan Laut Hadiri Wisuda Sarjana dan Diploma STTAL