Ade Bertemu Dengan Ketum, Lawan Politiknya "Kebakaran Jenggot"

avatar Harian Nasional News
Ade Puspita Sari saat bertemu dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Rabu (5/5/2021)
Ade Puspita Sari saat bertemu dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Rabu (5/5/2021)

JAKARTA, HNN - Sejumlah pihak menyayangkan adanya penggiringan opini dan berita hoax terkait dengan pertemuan tokoh Golkar Kota Bekasi Rahmat Effendi dan salah satu kandidat calon Ketua DPD Golkar Kota Bekasi Ade Puspita Sari yang didampingi Ace Hasan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga, yang diplintir oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Di mana, seperti yang beredar di media sosial bahwa sejumlah akun yang mengomentari bahwa pertemuan tersebut dimaknai dengan negatif. Komentar yang miring itu diduga dilakukan oleh lawan politik Ade Puspita Sari di inetrnal partai Golkar yang merasa “kebakaran jenggot" atas manuver yang dilakukan Ade.

Menyikapi persoalan tersebut, pengamat politik dan kebijakan publik dari Universitas Indonesia Agus Wahid, menilai  pertemuan Airlangga dengan Ade Puspita menggambarkan ada pesan khusus, setidaknya apresiasi positif terhadap kadernya yang dinilai memiliki potensi dalam rangka memajukan partai.

"Jadi, sangatlah lucu jika ditafsirkan lain, apalagi jika berlawanan dengan realitas suasana yang penuh senyum itu," ujar Agus Wahid kepada wartawan, Jumat (7/5/2021).

Agus berpandangan, pertemuan itu menggambarkan suasana bukan hanya  keharmonisan antara Ketua Umum dengan kader terbaiknya. Tapi juga dapat dimaknai sebagai sinyal dukungan Ketum terhadap Ade Puspita untuk maju pada Musda Golkar Kota Bekasi mendatang.

"Karena, secara faktual, sosok Ade Puspita dalam mengarungi bahtera politik terbukti berhasil duduk di DPRD Provinsi Jawa Barat," ucap dia.

Dari respon positif itu pula, kata Agus, kiranya sungguh keliru jika body language Airlangga Hartarto saat bertemu RE, Ade Puspita dan Kang Ace dalam suasana indah itu diterjemahkan dengan negatif oleh rivalitas politik Ade.

Agus mengungkapkan, jika tafsiran ini terus dibungkus, maka hal itu jelaslah memanipulasi data obyektif.

"Jika model manipulasi ini terus dikembangkan, apalagi oknum tersebut berambisi untuk duduk sebagai pejabat teras utama pada DPD Golkar Kota Bekasi itu, maka dapat dipastikan oknum penyebar hoax itu bermasalah secara mental dan moral," tandasnya. (Red)

Editor : Adji